Rencana
kami akan menginap dua hari di kota Bandung. Sebab, ada beberapa sahabat yang
akan kami jumpai. Namun, karena situasi dan kondisi yang tidak bersahabat
dengan kota Bandung, akhirnya kami memilih menginap satu malam di Bandung.
Sebab orang yang akan dijumpai adalah Bro. Arics, SekJend Mercedes-Benz Club Indonesia. Jam 9 malam, akhirnya kami bersilaturrahmi dengan Bg. Aric. Dia juga
pernah kami jumpai bersama rombongan Bimmer Benz di Boven Digoel. Dia
menceritakan bagaimana kesuksesan beberapa orang Aceh. Kami diajak minum kopi
di warung kopi Aceh. Malam itu saya menyantap martabak khas Aceh. Beberapa rekan
Bg. Arics ditelpon untuk bergabung bersama kami.
Hingga
jam 23:30 kami di antar ke penginapan oleh Bg. Arics. Kami memutuskan keesokan
harinya untuk menuju Jakarta. Hal ini diputuskan karena tidak ada agenda yang
penting selama di Bandung. Kendati godaan berbelanja tidak dapat diabaikan sama
sekali. Ketika kami touring Bali – Banda Aceh, kami menginap 2 malam di kota
Bandung. Waktu itu, penginapan difasilitasi oleh seorang karib, yaitu perwira
tinggi TNI AD. Satu hari kami berbelanja untuk keperluan anak-anak di Banda
Aceh. Untuk kali ini, saya putuskan tidak harus berlama-lama di Bandung, sebab
ada beberapa agenda yang sudah menanti di Jakarta.
Keesokan
hari, kami berangkat tanggal 19 November 2021 dari Bandung menuju Bekasi. Cuaca
sedikit berawan dan hujan lebat di sepanjang jalur yang kami lalui. Saya
menghindari memasuki kota Bogor, karena selain banyak tanjakan, juga kendaraan
yang cukup padat. Hal ini tentu tidak membuat nyaman bagi kami, sebab di
tanjakan terkadang ada kendaraan yang mogok atau macet yang lumayan panjang.
Hari itu adalah hari Jum’at. Dapat dipastikan lalu lintas Bandung – Jakarta dan
sebaliknya akan sangat padat. GPS memberikan jalur alternatif memasuki
perkampungan dan perbukitan yang sepi kendaraan.
Rupanya
hujan benar-benar menyapu jalanan di hampir semua rute yang kami lalui.
Terkadang saya harus memberhentikan Nyak Ver, selain untuk berteduh juga
mengisi perut. Berita kecelakaan yang menyebabkan kemacetan panjang pun kami
harus siasati. Begitu tanda merah hilang di jalur yang akan kami lalui dan
informasi kemacetan dari warga setempat, Nyak Ver kembali diajak untuk
bertualang. Target kami hari itu adalah Bekasi. Karena kami memiliki janji
dengan biker Bekasi yaitu Om Andra.
Dia baru saja melakukan touring Ride For
Frienship, yaitu keliling Sumatera 360 derajat. Kami akan berjumpa dengan
Om Andra di cafenya yaitu Limo’s Café.
Sore
hari kami pun sampai di warung Om Andra. Dia bersama keluarganya menunggu kami.
Menjelang magrib, Nyak Ver kembali lagi bertemua sahabatnya di Limo’s Café.
Sebab, Om Andra dan anaknya, juga telah bertemu dengan kami saat penyambutan
oleh Direktur Pencegahan BNPT Brigadir Jenderal R. Akhmad Nurwahid di Sirkuit
Motorcross Grandwisata, Bekasi. Om Andra juga sempat memberikan sambutan ketika
itu, sebab dia baru selesai melakukan etape Ride
for Friendship untuk jalur Indonesia Timur (Bali-Lombok-Kupang). Jadi,
selama Touring Indonesia Harmoni, saya sering berkomunikasi dengan Om Andra,
baik melalui WA maupun DM @andrabellss dan @rideforfriendship.
Saya
berjanji bahwa saat kembali, kami akan singgah di Limo’s Café. Begitu sampai,
kami pun saling bertukar informasi. Sekarang giliran saya yang mengabari
berbagai hal cara sampai ke KM 0 Merauke Sabang. Sebab, etape Ride For Friedship berikutnya adalah Om
Andra bersama anaknya akan menuju ke Merauke, sebagai etape ketiga. Pengalaman
Touring Indonesia Harmoni mencapai KM 0 memang tidak semudah dibayangkan. Untuk
hal ini, akan dinarasikan pada cerita yang khusus menceritakan Touring Indonesia
Harmoni ketika kami sampai di Tanah Papua.