Henry Corbin

Henry Corbin and the Future of Illumination | Imaginal Philosophy & Spiritual Futures

Di tengah kelelahan spiritual dunia modern dan krisis makna yang semakin dalam, Henry Corbin and the Future of Illumination hadir sebagai sebuah penuntun intelektual yang mengajak pembaca memasuki kembali ruang batin yang telah lama ditinggalkan peradaban. Buku ini tidak sekadar menelusuri pemikiran Henry Corbin, tetapi membangkitkan kembali dunia metafisika cahaya yang pernah menjadi fondasi spiritualitas manusia—dunia yang kini dilupakan oleh modernitas, namun semakin dibutuhkan dalam era kecerdasan buatan dan transformasi digital.

Melalui eksplorasi mendalam terhadap gagasan Corbin tentang mundus imaginalis, pembaca dibawa menembus batas antara dunia inderawi dan dunia makna. Buku ini menghidupkan kembali konsep imajinasi kreatif sebagai realitas ontologis, bukan sekadar ilusi psikologis. Di masa ketika teknologi mereduksi manusia menjadi data dan algoritma, karya ini menawarkan jalan kembali menuju kedalaman: bahwa pengetahuan sejati bukanlah akumulasi informasi, tetapi iluminasi batin.

Dengan memadukan khazanah hikmah Suhrawardi, pembacaan Ibn ‘Arabi, fenomenologi Barat, hingga analisis kritis modernitas, buku ini membangun kerangka baru untuk memahami hubungan antara manusia, malaikat, dan cahaya. Ia menunjukkan bagaimana modernitas telah memadamkan kehadiran malaikat—bukan sebagai makhluk religius, tetapi sebagai simbol metafisik dari mediasi spiritual—hingga manusia kehilangan kemampuan untuk menafsirkan dunia secara simbolik. Dari sinilah muncul kebutuhan untuk menghadirkan kembali etika pencahayaan, sebuah spiritualitas intelektual yang dibutuhkan oleh peradaban masa depan.

See also  Modernisasi di Dunia Melayu/Asia Tenggara: Identitas, Agama, dan Arah Masa Depan

Henry Corbin and the Future of Illumination juga menyentuh dimensi yang lebih kontemporer: hubungan antara metafisika cahaya dan teknologi. Alih-alih memusuhinya, buku ini mencoba memaknai teknologi sebagai ruang baru pencarian makna, selama ia kembali ditempatkan dalam horizon transendensi. Dengan demikian, karya ini tidak hanya memanggil pembaca untuk melihat masa lalu, tetapi juga masa depan—sebuah masa depan di mana teknologi, spiritualitas, dan imajinasi tidak saling meniadakan, melainkan menerangi satu sama lain.

Bagi para pencari kedalaman, bagi mereka yang lelah menghadapi dunia serba mekanis, dan bagi siapa saja yang ingin memahami akar spiritualitas filsafat Islam dalam konteks abad ke-21, buku ini adalah pintu menuju horizon baru. Ia menawarkan cara membaca dunia yang melampaui angka dan algoritma, sebuah cara membaca yang berakar pada cahaya.

Dan untuk menjangkau pembaca global, buku Henry Corbin and the Future of Illumination kini tersedia di Google Play Books, KDP Amazon, Kobo, dan Apple Books, sehingga siapa pun di mana pun dapat mengakses gagasan-gagasan penting tentang masa depan iluminasi ini.

Dalam dunia yang semakin sunyi dari makna, karya ini menawarkan sesuatu yang lembut namun radikal: sebuah cahaya yang tidak menyilaukan, tetapi menerangi. Sebuah ajakan untuk kembali melihat dunia bukan hanya dengan mata, tetapi dengan hati yang tercerahkan.

See also  Menelusuri Jejak Filsafat dan Jati Diri Nusantara: Membaca “Manusia dan Budaya Indonesia”

About The Author