
Pendahuluan
Indonesia adalah sebuah negara yang dikenal dengan kekayaan dan keindahan alam yang begitu luar biasa. Dari sabang sampai merauke terbentang keindahan alam yang begitu luas. Mulai dari gunung-gunung yang menjulang tinggi, pepohonan yang rindang, lautan biru yang kaya akan biota laut, mata air yang terus mengalir untuk memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat, hingga berbagai macam flora dan fauna yang menjadi ciri khas tanah air Indonesia. Kekayaan ini adalah sebuah anugrah dari yang maha kuasa sebagai bentuk rahmat bagi setiap manusia. Namun menurut penulis semua kekayaan dan keindahan tersebut bisa saja hancur dan lenyap jika tidak dijaga dengan baik. Kerusakan lingkungan seperti deforestasi, pencemaran air, tanah longsor, hingga kebakaran hutan telah menjadi peringatan keras bahwa kita mulai lalai terhadap tanggung jawab kita.
Menjaga alam itu bukanlah sebuah pilihan melainkan sebuah kewajiban moral dan spiritual. Manusia bukanlah yang memiliki bumi ini namun manusia merupakan orang yang mengelola dan memakmurkan bumi ini. Dalam kontek indonesia yang begitu dirahmati dengan kekayaan alam, menjaga lingkungan hidup berarti menjaga masa depan bangsa Indonesia. Menurut penulis alam merupakan penopang hidup tanpa alam yang bersih dan sehat maka pangan menjadi tidak aman dan bencana akan terus datang silih berganti Maka dari itu kesadaran untuk menjaga alam haruslah tertanamkan didalam hati setiap individu dari anak-anak hingga orang dewasa dari masyarakat hingga pemerintah.
Menjaga alam dalam Al-Qur’an
Islam agama yang sempurna telah memberikan perhatian terhadap kelestarian alam. Dalam Konteks Al-Qur’an banyak sekali ayat yang menegaskan bahwa setiap manusia memiliki amanah untuk menjaga bumi ini, bukan untuk merusaknya. Alam semesta ini merupakan ciptaan Allah yang sempurna dan setiap kerusakaan yang terjadi di atas nya adalah akibat dari ulah manusia itu sendiri. Salah satu ayat Al-Qur’an yang menjelaskan kepada kita semua tentang penting nya untuk menjaga alam. “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah diatur dengan baik ” (QS. Al-A’raf: 56)
Dalam ayat ini sangat menegaskan larangan keras kepada setiap umat manusia melakukan kerusakan di muka bumi baik itu secara fisik maupun ekosistem. Ketika manusia membuang limbah ke sungai, membakar hutan, membuang sampah dengan sembarangan, atau mengeksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan, maka sejatinya ia sedang melanggar perintah Allah swt.
Dalam ayat lain Allah Swt juga berfirman “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau!” Allah berfirman “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 30)
Kata “Khalifah” itu mengandung makna pemimpin dan pengelola muka bumi. Sebagai seorang pemimpin manusia memiliki tanggung jawab besar dalam mengelola dan merawat bumi. Karena bumi bukanlah tempat untuk dieksploitasi tanpa batas, melainkan tempat untuk dihuni dengan penuh tanggung jawab sebagai seorang pemimpin. Selain itu Islam juga mengajarkan bahwa menjaga kebersihan itu sebagian dari keimanan hal ini dibuktikan dari hadis Rasulullah saw “sesungguhnya Allah itu Indah dan Mencintai keindahan” (Hr. Muslim). Keindahan dalam hal ini bukan hanya penampilan diri namun juga lingkungan tempat tinggal, maka membersihkan lingkungan dan merawat alam adalah bentuk cinta kepada keindahan yang telah diciptakan oleh Allah Swt.
Masalah sederhana yang menjadi ancaman serius
Salah satu bentuk dalam kerusakan lingkungan yang seringkali dilakukan oleh manusia adalah membuang sampah sembarangan. Jika kita melihat sekilas membuang satu bungkus plastik ke jalan mungkin terlihat sangat sepele namun jika hal ini dilakukan oleh jutaan orang setiap hari maka hasilnya adalah timbunan sampah yang akan mencemari tanah, selain itu juga dapat menyumbat saluran air, mencemari sungai, hingga masuk ke laut dan membunuh makhluk hidup yang ada disana. Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang sampah plastik terbesar ke laut. Setiap tahun nya jutaan ton sampah berakhir di lautan yang menyebabkan banyak mahluk hidup mati. Sampah yang dibuang dengan sembarangan menjadi penyebab terjadi nya banjir besar yang dapat merugikan manusia semua ini berawal dari tindakan kecil yang diabaikan oleh orang-orang.
Kita sebagai seorang khalifah yang seharusnya memberikan kemakmuran bagi bumi bukan memberikan kerusakan bagi bumi, kita juga harus sadar bahwa sampah bukan lah kotoran yang menjijikan tetapi merupakan ancaman nyata bagi kesehatan dan kehidupan kita sendiri sebagai seorang manusia. Membuang sampah sembarangan bukan hanya sekedar soal ketidak pedulian saja akan tetapi juga bentuk ketidak bertanggung jawaban di masa depan. Oleh karenanya marilah kita ubah kebiasaan buruk ini dan mulai membuang sampah pada tempatnya.
Jika alam indonesia tidak dijaga dari sampah dan kerusakan lingkungan maka pada tahun 2050 mungkin saja kita tidak akan lagi melihat hutan tropis yang rimbun, udara-udara yang segar, lautan biru, gunung yang hijau, beragam aneka flora dan fauna. Penebangan hutan yang terus berlangsung tanpa reboisasi akan membuat indonesia kehilangan paru-paru dunia nya, Perubahan iklim yang besar membuat Indonesia memiliki suhu semakin panas dan perubahan cuaca yang tidak menentu.
Di kota-kota besar, kualitas udara akan memburuk drastis karena polusi dari kendaraan dan limbah industri yang tidak dikelola dengan baik. Sampah plastik akan menggunung di pantai-pantai mengancam ekosistem laut dan pariwisata yang menjadi sumber ekonomi masyarakat. Air bersih akan menjadi barang langka, dan konflik antarwarga bisa muncul akibat krisis lingkungan. Semua ini bukan skenario fiksi ilmiah ini adalah masa depan yang bisa terjadi jika kita terus abai terhadap kewajiban menjaga bumi ini. Tahun 2050 bisa menjadi waktu kritis, atau justru titik balik, tergantung bagaimana kita bertindak hari ini.
Menumbuhkan rasa cinta lingkungan sejak dini
Cinta lingkungan adalah sikap yang tidak tumbuh begitu saja, akan tetapi perlu ditanamkan dan dipupuk sejak dini. Anak-anak merupakan generasi penerus yang kelak akan memegang kendali atas bumi ini. Oleh karena itu, penting bagi kita semua dan keluarga untuk menjadi tempat pertama yang mengajarkan nilai-nilai kepedulian terhadap alam. Dari hal sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan, menyiram tanaman, hingga menghemat air dan listrik, semua itu bisa menjadi pelajaran berharga yang membentuk karakter cinta lingkungan sejak kecil.
Sekolah juga berperan besar dalam membentuk kesadaran lingkungan kepada siswanya. Lingkungan belajar yang bersih dan praktik daur ulang bisa dijadikan bagian dari kurikulum dan budaya sekolah. Guru bukan hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga memberi contoh nyata dalam menjaga alam. Media sangatlah penting dalam membentuk pola pikir generasi muda. Tayangan edukatif dengan kampanye peduli lingkungan hingga konten inspiratif di media sosial mampu menyampaikan pesan-pesan kebaikan secara luas dan cepat. Jika rumah, sekolah, dan media bersinergi menanamkan nilai cinta lingkungan, maka kita akan menciptakan generasi yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga bijak dalam merawat bumi yang dititipkan kepada mereka.
Kesimpulan
Menjaga alam adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap manusia, bukan sekadar pilihan. Dengan segala keindahan dan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, sudah sepatutnya kita menjadi penjaga, bukan perusak. Kerusakan lingkungan yang terus terjadi merupakan cerminan dari kurangnya kesadaran dan tanggung jawab kita terhadap bumi yang telah Allah amanahkan. Al-Qur’an telah menegaskan bahwa manusia adalah khalifah di muka bumi dengan tugas utama memelihara dan merawat ciptaan-Nya. Tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan, serta menggunakan sumber daya secara bijak adalah bentuk nyata dari pelaksanaan amanah tersebut. Islam bahkan menjadikan kebersihan sebagai bagian dari iman, menegaskan bahwa peduli terhadap lingkungan adalah bagian dari kesalehan seorang muslim.
Anak-anak merupakan generasi penerus yang kelak akan memegang kendali atas bumi ini. Oleh karena itu, penting bagi kita semua dan keluarga untuk menjadi tempat pertama yang mengajarkan nilai-nilai kepedulian terhadap alam Jika kita terus lalai, masa depan Indonesia di tahun 2050 bisa dipenuhi bencana ekologis yang merugikan seluruh makhluk hidup. Namun jika kita mulai berubah hari ini, masa depan itu bisa menjadi lebih hijau, sehat, dan penuh berkah. Maka, mari kita jadikan menjaga alam sebagai gaya hidup dan bentuk ibadah demi diri kita, generasi mendatang, dan bumi yang kita tinggali bersama.