![]() |
Source: https://id.wikipedia.org/ |
Pendahuluan: Figur TDM dalam Ingatan Kolektif Melayu dan Aceh
Sejarah Asia Tenggara modern tidak dapat dilepaskan dari figur Tun Dr. Mahathir Mohamad (TDM). Ia bukan hanya sekadar seorang perdana menteri yang mencatatkan diri sebagai pemimpin terlama dalam sejarah Malaysia, melainkan juga sebuah simbol ketahanan politik dan daya juang intelektual bangsa Melayu. Bagi masyarakat Aceh, sosok Mahathir tidak hadir semata sebagai berita di surat kabar atau tokoh asing di televisi. Namanya menjadi bagian dari ingatan kolektif yang tumbuh dalam ruang-ruang pendidikan tradisional, terutama di dayah-dayah di Aceh Timur. Pada awal 1990-an, nama Mahathir disebut bersamaan dengan tokoh reformis Islam modern. Para santri diajarkan untuk mengenal sosoknya sebagai pemimpin Muslim yang mampu menavigasi gelombang modernisasi, pembangunan ekonomi, dan pertarungan geopolitik global tanpa kehilangan identitas keislaman.
Ingatan ini menunjukkan bahwa Mahathir bukan sekadar pemimpin nasional, melainkan figur transnasional. Hubungan historis Aceh dengan Malaya telah berlangsung ratusan tahun, dimulai dari hubungan perdagangan, migrasi ulama, hingga ikatan budaya Melayu yang melintasi Selat Malaka. Dari perspektif ini, wajar bila Mahathir menjadi bagian dari percakapan sehari-hari santri Aceh yang haus figur inspiratif dari dunia Islam modern. Kehadiran seorang pemimpin yang fasih berbicara tentang Islam sekaligus memimpin negara industri modern menjadi bukti bahwa Islam dan modernitas tidak harus berseberangan.
Dalam konteks inilah, Mahathir hadir bukan hanya sebagai negarawan, tetapi juga sebagai narasi kolektif tentang kemungkinan. Kemungkinan bahwa bangsa kecil di Asia Tenggara dapat melahirkan pemimpin besar yang dihormati dunia. Kemungkinan bahwa nilai Islam dapat menjadi fondasi pembangunan tanpa harus larut dalam model sekularisasi Barat. Kemungkinan bahwa bangsa Melayu memiliki jalannya sendiri dalam membangun peradaban modern. Bagi Aceh, nama Mahathir adalah bukti bahwa akar budaya dan agama dapat bersatu dengan modernitas, tanpa kehilangan otentisitas.
Daftar Isi
ToggleTDM dan Tradisi Intelektual Melayu-Islam: Dari Acheh ke Malaysia
Mahathir bukan pemimpin yang lahir di ruang kosong. Gagasan dan visi yang ia bawa berakar dari tradisi intelektual Melayu-Islam yang membentang dari Aceh hingga Malaka. Hamzah Fansuri, ulama besar Aceh abad ke-16, menjadi salah satu representasi pemikiran sufistik yang memberi warna mendalam bagi identitas Islam Melayu. Pemikiran ini, melalui berbagai jalur transmisi intelektual, sampai pada generasi modern seperti Syed Muhammad Naquib al-Attas yang mendirikan ISTAC di Malaysia. Mahathir, meskipun bukan ulama, memahami pentingnya tradisi ini sebagai fondasi identitas nasional.
Dalam karya terkenalnya, The Malay Dilemma, Mahathir menyinggung bagaimana bangsa Melayu harus menatap sejarah sebagai sumber kekuatan. Ia melihat kejayaan Aceh sebagai salah satu fondasi identitas dunia Melayu. Perspektif historis ini memperlihatkan bahwa Mahathir bukan hanya seorang politisi teknokrat, melainkan pemimpin yang menginternalisasi sejarah sebagai energi ideologis. Dengan cara ini, ia mengembalikan rasa percaya diri bangsa Melayu yang sempat terjerat trauma kolonialisme.
Mahathir bukan ulama, tetapi ia memiliki keberanian untuk menafsirkan Islam dalam konteks pembangunan. Konsep Islamisasi yang ia dorong bukan untuk mendirikan negara teokratis, melainkan untuk mengintegrasikan nilai Islam ke dalam kebijakan publik. Pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan tata kelola negara, semua diarahkan agar tetap berlandaskan nilai moral Islam. Dengan model ini, Mahathir berhasil menampilkan wajah Islam modern yang kompatibel dengan tuntutan globalisasi.
Dari Aceh hingga Kuala Lumpur, resonansi pemikiran Mahathir menegaskan kesinambungan intelektual dunia Melayu-Islam. Mahathir tidak menolak modernitas, tetapi mengolahnya dengan akar nilai Islam. Ia menolak sekularisasi radikal ala Barat yang memisahkan agama dari ruang publik, tetapi juga tidak terjebak pada fundamentalisme simbolik. Pendekatan inilah yang menjadikan Mahathir istimewa, karena mampu memadukan sejarah, agama, dan modernitas dalam satu visi kebangsaan.
Nation-State, Islamisasi, dan Vision 2020: Menembus Dikotomi Barat dan Timur
Salah satu kontribusi terbesar Mahathir adalah keberhasilannya menghadirkan konsep Vision 2020, sebuah proyek peradaban yang dirancang untuk menjadikan Malaysia sebagai negara maju pada tahun 2020. Vision 2020 bukan sekadar program pembangunan ekonomi, melainkan sebuah visi nasional yang memadukan modernitas material dan spiritual. Dalam visinya, Malaysia harus maju secara teknologi, infrastruktur, dan pendidikan, tetapi juga harus tetap kokoh dalam nilai Islam dan identitas Melayu.
This does not matter if the Malay individual has become a strong person who has their abilities, the ability to compete without the privileges that today they consider their right. However, they are not only not gallant individuals; on the other hand, they cannot face the slightest competition for goods. Without the experience of competing with others, if protection is suddenly lost, they cannot survive (Mohammad, 2002: 21).
Mahathir memahami dilema besar yang dihadapi bangsa Muslim pascakolonial. Negara-bangsa yang diwariskan kolonial menuntut homogenitas politik dan nasionalisme. Islam, di sisi lain, menuntut universalitas. Mahathir menemukan jalan tengah dengan Islamisasi: integrasi antara nasionalisme Melayu dengan nilai Islam. Dengan ini, Islam tidak diposisikan sebagai hambatan, melainkan sebagai fondasi moral pembangunan.
Sikap kritis Mahathir terhadap Barat menjadi bagian penting dari identitas politiknya. Ia berani mengecam IMF ketika krisis finansial Asia 1997, menolak dominasi dolar, dan mengkritik rasisme global. Namun, pada saat yang sama, ia tetap membuka Malaysia terhadap investasi asing, teknologi Jepang, dan arus perdagangan global. Paradoks ini bukan kelemahan, melainkan strategi geopolitik yang memungkinkan Malaysia tetap berdaulat di tengah tekanan globalisasi.
Vision 2020 dengan demikian menjadi manifestasi strategi Mahathir untuk menembus dikotomi Barat dan Timur. Ia tidak meniru mentah-mentah model Barat, tetapi mengolah modernitas dengan ruh Islam-Melayu. Model ini kemudian menjadi inspirasi bagi banyak negara Muslim lain yang mencari formula pembangunan modern tanpa harus kehilangan identitas.
Membaca Zaman: Kejeniusan Strategis Tun Mahathir
Kejeniusan Mahathir tidak hanya terletak pada gagasan besar, tetapi juga pada kemampuannya membaca tanda-tanda zaman. Ia bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga peka terhadap perubahan sosial dan geopolitik. Pada 2001, misalnya, ketika banyak pemimpin Muslim enggan menyebut negara mereka sebagai negara Islam, Mahathir justru menyatakan dengan lantang bahwa Malaysia adalah negara Islam fundamentalis. Pernyataan ini mengejutkan, tetapi sebenarnya merupakan strategi ushuliyyah—fundamental dalam arti mengembalikan Islam pada posisi sentral di tengah kritik global pasca-11 September.
Mahathir juga menunjukkan sisi humanisnya ketika menangis di hadapan sidang UMNO pada 2002. Air mata itu bukan tanda kelemahan, melainkan refleksi kegagalannya membawa bangsa Melayu sepenuhnya keluar dari ketergantungan. Meski Malaysia sebagai negara maju telah berkembang pesat, masyarakat Melayu menurutnya masih belum siap menghadapi kompetisi global. Air mata itu adalah refleksi seorang pemimpin yang merasa berhasil membangun negara, tetapi gagal membentuk manusia.
Kemampuan membaca zaman juga terlihat dari keberaniannya melawan tekanan IMF. Ketika banyak negara Asia menuruti resep IMF, Mahathir memilih jalannya sendiri dengan mengendalikan mata uang dan menolak utang luar negeri. Keputusan ini menuai kritik dari Barat, tetapi terbukti menyelamatkan Malaysia dari krisis berkepanjangan. Inilah contoh nyata bagaimana seorang pemimpin membaca tanda zaman, lalu mengambil keputusan berani meski berisiko.
TDM pada Usia 100: Politik, Demonstrasi, dan Relevansi Kontemporer
Memasuki usia 100 pada Juli 2025, Mahathir tetap menjadi aktor politik aktif. Ia merayakan usianya dengan sederhana, namun tetap bekerja, memberikan ceramah, dan bahkan hadir dalam demonstrasi besar di Kuala Lumpur menuntut pengunduran diri Anwar Ibrahim. Kehadiran Mahathir dalam demonstrasi #TurunAnwar menunjukkan bahwa ia tidak pernah benar-benar pensiun dari politik.
Mahathir juga masih terlibat dalam perdebatan besar tentang arah Malaysia. Ia menggugat Anwar Ibrahim dalam kasus hukum bernilai jutaan ringgit, menyoroti kebijakan perdagangan dengan Amerika Serikat, dan mengkritik ketidakadilan hukum. Kehadiran fisiknya di lapangan, meski sudah berusia seabad, menunjukkan stamina politik yang jarang dimiliki pemimpin seusianya.
Lebih dari sekadar simbol sejarah, Mahathir masih menjadi penggerak massa. Kehadirannya di Dataran Merdeka bersama puluhan ribu demonstran menunjukkan bahwa pengaruh politiknya tetap hidup. Generasi muda Malaysia melihatnya bukan hanya sebagai tokoh masa lalu, tetapi juga sebagai suara moral yang berani menentang kekuasaan.
Refleksi Global: TDM dan Pergeseran Geopolitik Abad ke-21
Di luar politik domestik, Mahathir tetap menjadi suara penting dalam percakapan global. Ia sering berbicara tentang Palestina, mengkritik kebijakan Barat, dan menyoroti bangkitnya Cina sebagai kekuatan dunia. Dalam ceramah di Kyoto pada 2025, ia menyampaikan pandangan tentang perubahan iklim, populasi global, dan krisis tatanan dunia pasca-hegemoni Barat.
Mahathir tidak pernah menempatkan dirinya sebagai pengikut arus global. Ia selalu tampil sebagai pemimpin yang menawarkan narasi alternatif. Di tengah dominasi wacana Barat, Mahathir mengajukan Asian Values sebagai konsep tandingan. Ia ingin menegaskan bahwa dunia Asia memiliki nilai dan tradisi yang dapat menjadi dasar pembangunan modern. Refleksi global ini menunjukkan kapasitasnya bukan hanya sebagai pemimpin Malaysia, tetapi juga sebagai pemikir peradaban.
Kesimpulan: Warisan, Kontroversi, dan Simbol Ketahanan Politik
Warisan Mahathir adalah paradoks: ia dikenang sebagai arsitek pembangunan modern Malaysia, tetapi juga dikritik sebagai otokrat yang mengekang demokrasi. Ia dielu-elukan sebagai pemimpin Muslim berpengaruh, tetapi juga dituduh sebagai politisi yang keras kepala. Namun, di balik semua kontroversi itu, Mahathir tetap berdiri sebagai figur otentik yang mampu mengintegrasikan Islam, Melayu, dan modernitas dalam satu narasi kebangsaan.
Pada usia 100, Mahathir membuktikan bahwa kepemimpinan bukan sekadar soal jabatan, melainkan soal ketahanan mental, spiritual, dan moral. Ia tetap relevan, tetap berani, dan tetap menjadi bagian dari percakapan politik Malaysia. Kehadirannya menjadi pengingat bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang tidak hanya dikenang dalam sejarah, tetapi juga terus hidup dalam denyut politik kontemporer.
Daftar Pustaka
AP News. (2025, July 10). Malaysia’s Mahathir Mohamad turns 100, still sharp and outspoken. Associated Press. https://apnews.com/article/c263d49f9d82cff01c4f3c4fda597d78
Batam News Asia. (2025, July 8). Mahathir at 100: The century that changed Malaysia forever and why Southeast Asia still can’t look away. https://batamnewsasia.com/2025/07/08/mahathir-at-100-the-century-that-changed-malaysia-forever-and-why-southeast-asia-still-cant-look-away
Economic Times. (2025, July 12). At 100, ex-Malaysian PM Dr Mahathir is still sharp and strong; These 6 habits are his real healthy ageing secret. https://economictimes.indiatimes.com/news/new-updates/at-100-ex-malaysian-pm-dr-mahathir-is-still-sharp-and-strong-these-6-habits-are-his-real-healthy-ageing-secret/articleshow/122380488.cms
Malay Mail. (2025, July 10). Dr Mahathir turns 100: A look back at a few defining moments that shaped Malaysia. https://www.malaymail.com/news/malaysia/2025/07/10/dr-mahathir-turns-100-a-look-back-at-a-few-defining-moments-that-shaped-malaysia/183329
Malay Mail. (2025, August 8). Tengku Zafrul picks apart Dr Mahathir’s ‘clearly false’ claims about US-Malaysia trade deal. https://www.malaymail.com/news/malaysia/2025/08/08/tengku-zafrul-picks-apart-dr-mahathirs-clearly-false-claims-about-us-malaysia-trade-deal/186863
Malaysian Now. (2025, July 10). Dr Mahathir turns 100: A century of vision and leadership. https://www.malaysianow.com/opinion/2025/07/10/dr-mahathir-turns-100-a-century-of-vision-and-leadership
Motorist Malaysia. (2025, July 2). Mahathir drives Proton’s first electric vehicle before 100th birthday. https://www.motorist.my/article/4790/mahathir-drives-protons-first-electric-vehicle-before-100th-birthday
Reuters. (2025, July 26). Thousands rally in Malaysia to call for PM Anwar’s resignation. https://www.reuters.com/world/asia-pacific/thousands-rally-malaysia-call-pm-anwars-resignation-2025-07-26
The National News. (2025, July 10). At 100, Mahathir Mohamad is still a factor in Malaysian politics. https://www.thenationalnews.com/opinion/comment/2025/07/10/at-100-mahathir-mohamad-is-still-a-factor-in-malaysian-politics
Time Magazine. (2025, July 15). Mahathir Mohamad at 100: On Trump, the world order, and what still drives him. https://time.com/7282169/mahathir-mohamad-malaysia-prime-minister-hundred-years-trump-world-interview
Times of India. (2025, July 11). Ex-Malaysian PM Dr Mahathir shares 6 habits he calls his longevity secret at 100. https://timesofindia.indiatimes.com/life-style/health-fitness/health-news/ex-malaysian-prime-minister-dr-mahathir-muhammad-shares-6-habits-which-he-calls-his-longevity-secret-at-100/photostory/122363533.cms
Karya Mahathir Mohamad
Mahathir Mohamad. (1970). The Malay dilemma. Singapore: Times Books International.
Mahathir Mohamad. (2011). A doctor in the house: The memoirs of Tun Dr Mahathir Mohamad. Petaling Jaya: MPH Publishing.
Mahathir Mohamad. (1999). A new deal for Asia. Subang Jaya: Pelanduk Publications.
Mahathir Mohamad. (2002). The Malaysian currency crisis: How and why it happened. Petaling Jaya: Pelanduk Publications.
Analisis Akademik tentang Mahathir
Khoo, B. T. (1995). Paradoxes of Mahathirism: An intellectual biography of Mahathir Mohamad. Kuala Lumpur: Oxford University Press.
Case, W. (1996). Elites and regimes in Malaysia: Revisiting a consociational democracy. Clayton: Monash University Press.
Gomez, E. T., & Jomo, K. S. (1997). Malaysia’s political economy: Politics, patronage and profits. Cambridge: Cambridge University Press.
Funston, J. (2001). Malaysia’s tenth elections: Status quo, reformasi or Islamization? Contemporary Southeast Asia, 23(1), 23–59.
Hwang, I. W. (2003). Personalized politics: The Malaysian state under Mahathir. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies.
Sumber Berita dan Analisis Terkini (2025)
AP News. (2025, July 10). Malaysia’s Mahathir Mohamad turns 100, still sharp and outspoken. Associated Press. https://apnews.com/article/c263d49f9d82cff01c4f3c4fda597d78
Batam News Asia. (2025, July 8). Mahathir at 100: The century that changed Malaysia forever and why Southeast Asia still can’t look away. https://batamnewsasia.com/2025/07/08/mahathir-at-100-the-century-that-changed-malaysia-forever-and-why-southeast-asia-still-cant-look-away
Economic Times. (2025, July 12). At 100, ex-Malaysian PM Dr Mahathir is still sharp and strong; These 6 habits are his real healthy ageing secret. https://economictimes.indiatimes.com/news/new-updates/at-100-ex-malaysian-pm-dr-mahathir-is-still-sharp-and-strong-these-6-habits-are-his-real-healthy-ageing-secret/articleshow/122380488.cms
Malay Mail. (2025, July 10). Dr Mahathir turns 100: A look back at a few defining moments that shaped Malaysia. https://www.malaymail.com/news/malaysia/2025/07/10/dr-mahathir-turns-100-a-look-back-at-a-few-defining-moments-that-shaped-malaysia/183329
Malay Mail. (2025, August 8). Tengku Zafrul picks apart Dr Mahathir’s ‘clearly false’ claims about US-Malaysia trade deal. https://www.malaymail.com/news/malaysia/2025/08/08/tengku-zafrul-picks-apart-dr-mahathirs-clearly-false-claims-about-us-malaysia-trade-deal/186863
Malaysian Now. (2025, July 10). Dr Mahathir turns 100: A century of vision and leadership. https://www.malaysianow.com/opinion/2025/07/10/dr-mahathir-turns-100-a-century-of-vision-and-leadership
Motorist Malaysia. (2025, July 2). Mahathir drives Proton’s first electric vehicle before 100th birthday. https://www.motorist.my/article/4790/mahathir-drives-protons-first-electric-vehicle-before-100th-birthday
Reuters. (2025, July 26). Thousands rally in Malaysia to call for PM Anwar’s resignation. https://www.reuters.com/world/asia-pacific/thousands-rally-malaysia-call-pm-anwars-resignation-2025-07-26
The National News. (2025, July 10). At 100, Mahathir Mohamad is still a factor in Malaysian politics. https://www.thenationalnews.com/opinion/comment/2025/07/10/at-100-mahathir-mohamad-is-still-a-factor-in-malaysian-politics
Time Magazine. (2025, July 15). Mahathir Mohamad at 100: On Trump, the world order, and what still drives him. https://time.com/7282169/mahathir-mohamad-malaysia-prime-minister-hundred-years-trump-world-interview
Times of India. (2025, July 11). Ex-Malaysian PM Dr Mahathir shares 6 habits he calls his longevity secret at 100. https://timesofindia.indiatimes.com/life-style/health-fitness/health-news/ex-malaysian-prime-minister-dr-mahathir-muhammad-shares-6-habits-which-he-calls-his-longevity-secret-at-100/photostory/122363533.cms
Leave a Reply