Iris Murdoch dan Charles Taylor: Menggeser Etika dari Kewajiban Menuju Kebaikan – KBA13 Insight

Agama & Moral PublikBuku Agama, Filsafat & BudayaInsight

Iris Murdoch dan Filsafat Moral Menurut Charles Taylor | KBA13 Insight

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad

Iris Murdoch adalah seorang filsuf moral sekaligus novelis besar yang menolak reduksi etika Anglo-Saxon pada kewajiban. Melalui tafsir Charles Taylor dalam Dilemmas and Connections: Selected Essays, Murdoch tampil sebagai figur yang menggeser horizon moral menuju kebaikan, cinta, perhatian, dan transendensi. Esai ini menghadirkan ringkasan kritis atas bacaan Taylor, menunjukkan bagaimana Murdoch membongkar penyempitan etika modern sekaligus menawarkan alternatif yang lebih manusiawi dan eksistensial. Inilah pengantar bagi pembaca yang ingin memahami lebih jauh relevansi Murdoch melalui monograf KBA13 Insight.

Charles Taylor menyingkap dilema besar modernitas: ketika relativisme mereduksi autentisitas menjadi slogan dangkal, filsafat harus hadir untuk mengartikulasikan kembali moral ideal. Sebuah bacaan wajib bagi pencinta filsafat dan kritik budaya.

Buku Agama, Filsafat & BudayaKonsep dan TeoriWacana Akademik

Charles Taylor dan Etika Autentisitas: Mengurai Relativisme dan Debat Inartikulatif

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad

Artikel ini membahas bab “The Inarticulate Debate” dari karya monumental Charles Taylor, The Ethics of Authenticity. Taylor mengurai bagaimana relativisme, individualisme, dan self-fulfilment telah membentuk budaya modern sekaligus menjerumuskannya ke dalam krisis artikulasi moral. Ia menolak dua ekstrem—sinisme total dan glorifikasi buta—seraya menawarkan rehabilitasi autentisitas sebagai moral ideal. Autentisitas sejati, menurut Taylor, bukan sekadar mengikuti dorongan pribadi, melainkan kesetiaan pada diri yang lebih dalam, terbuka pada nilai-nilai yang lebih tinggi, dan mampu menuntun manusia ke arah kehidupan yang lebih bermakna.