Dalam beberapa minggu terakhir, saya menghabiskan waktu untuk
menonton beberapa channel YouTube yang bertemakan horror. Channel yang saya
pelajari hampir semuanya menceritakan tentang “berita dari alam ghaib.” Ada
yang menarasikan secara storytelling. Ada juga melakukan proses eksplor. Ada pula
yang menampakkan bagaimana perkawanan antara makhluk ghaib dengan Sang YouTubers.
Ada juga yang
memperlihatkan adu ilmu untuk mendapatkan kekuatan dari alam ghaib. Ada pula
yang berusaha menggali dan mencari benda-benda ghaib yang dipandang memiliki
kekuatan yang cukup dahsyat.
Channel yang bertemakan horror, saya diminati oleh para pemirsa
YouTube. Di sini, makhluk ghaib yang awalnya sangat ditakuti, melalui jasa YouTube,
seakan-akan mereka menjadi selebriti baru di alam maya. Sebab kontak dan
kehadiran mereka sangat ditunggu-tunggu oleh para pemirsa YouTube.
Ketika saya menonoton channel tersebut, kesimpulan saya bahwa
Orang Indonesia Suka Horror. Para YouTuber masuk ke Gedung-gedung tua, walaupun
sebenarnya tidak layak untuk dikunjungi. Parit, sungai, selokan, pinggir jalan, hutan, rumah tua, pesisir
pantai, gua, dan berbagai tempat yang dipandang memiliki nuansa mistis, akan
diincar untuk dijadikan sebagai bahan content YouTube.
Belakangan ada lagi yang sudah berani menampakkan makhluk-makhluk
ghaib dijadikan sebagai bahan tontonan, hingga dijadikan sebagai menu masakan. Keadaan
ini meyakinkan saya bahwa ada persoalan antara tata pikir masyarakat Indonesia
terhadap situasi keghaiban yang kemudian disambut oleh pasar dalam dunia media
sosial.
Konten-konten yang bertemakan horror selalu mendapatkan pemirsa
yang tidak sedikit. Bahkan ada orang yang mendapatkan tonton hingga jutaan,
karena dia pernah mendalami ilmu untuk mencelakai orang. Rasa kewarasan tentang
situasi dan pengalaman kejiwaan seseorang ketika menjadi pengikut Iblis pun
menjadi tontonan yang banyak peminatnya.
Indonesia adalah negara yang kaya dengan budaya mistik. Hampir
setiap daerah memiliki konsep mistik tersendiri. Sosok Orang Pintar adalah
bukan mereka yang menjalani pendidikan hingga di perguruan tinggi, tetapi mampu
berkomunikasi dengan alam ghaib. Orang Sakti adalah mereka yang memiki kekuatan
ghaib, baik untuk pertahanan diri maupun mencelakai orang lain.
Budaya ini memang bukan hanya monopoli orang Indonesia saja, di
beberapa negara lainya, istilah shamans, magic, voodoo, adalah kenyataan yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat setempat. Namun kecanduan akan
visualisasi dunia ghaib tampaknya menjadi fakta baru bagi netizen di Indonesia.
Rasa ingin tahu tahun tentang kehidupan di alam ghaib seakan-akan menjadi
kebutuhan baru bagi warga Indonesia saat ini di media sosial.
Para YouTuber ingin memperlihatkan kemampuan mereka di dalam
mengeksplorasi kegiatan alam ghaib. Di sini pihak YouTube sama sekali tidak memandang
ada hal yang aneh dari para YouTuber Indonesia, sebab iklan dan pemirsa YouTube
adalah target dari industry alam maya ini.
Uniknya, di saat negara-negara maju sedang mempromosikan
bagaimana hidup di alam nyata dan mempersiapkan masa depan yang baik. Para netizen
Indonesia malah ingin kembali ke masa lalu dan masuk secara mendalam ke alam
ghaib. Mereka sangat nikmat dengan keadaan tersebut.
Apa implikasi bagi kehidupan manusia alam nyata dan alam maya,
bahkan di alam ghaib sekalipun?
Pertama, ada kemunafikan sosial bahwa masyarakat digital
rupanya mereka yang sangat cerdas dan pandai di dalam menilai sesuatu fenomena.
Maksudnya, kemunafikan sosial adalah mereka yang tidak dapat dipercayai bahwa
tidak mereka untuk memahami alam ghaib, tetapi pada hakikatnya, menjadikan
makhluk ghaib sebagai komoditas online mereka untuk meraih pendapatan dari
media sosial, seperti YouTube.
Para YouTubers sangat piawai di dalam memuaskan rasa ingin tahu
pemirsa dan pelanggan mereka. Namun, apakah tontonan ini mampu memberikan
pengetahuan atau informasi yang membuat masyarakat semakin paham tentang dunia
ghaib? Beberapa video yang saya tonton memperlihatkan bahwa ketika ada respon
dari makhluk ghaib, mereka sama sekali tidak mau diganggu, kendati di antara
mereka juga ada yang mengganggu manusia.
Mereka lantas memberikan informasi ghaib melalui proses mediasi.
Informasi ini kemudian tersebar luas ke penjuru alam maya. Orang semakin candu
dengan berita ghaib dan ingin mengetahui sebanyak mungkin apa yang makhluk ghaib
ketahui. Berita inilah kemudian yang menjadi salah satu data dan informasi yang
mengganggu akal sehat manusia, di dalam memandang kehidupan mereka.
Berita ghaib seakan-akan menjadi petunjuk, bukan dengan kadar
akal sehat dan kemampu menata hati dan pikiran manusia itu sendiri. Akibatnya, orang
semakin akrab dengan alam ghaib. Tindakan mereka yang aneh-aneh (bersekutu
dengan makhluk ghaib, nikah dengan makhluk ghaib, berkelahi dengan makhluk
ghaib) menjadi sesuatu yang viral di alam maya.
Manusia tidak lagi tertarik dengan berhubungan dengan
kemanusiaan mereka sendiri, melainkan hendak mencampuri suatu alam yang sama
sekali bukan tugas manusia untuk memasukinya.
Teknologi digital pada akhirnya akan memperkaya kecerdasan
buatan untuk mengikuti hasrat manusia dengan rasa ingin tahu mereka terhadap
alam ghaib. Tingkatan pengetahuan ini pada gilirannya menyebabkan adanya kemunafikan
sosial baru.
Suatu saat makhluk ghaib yang akan bangkit mengatur kehidupan
manusia, bukan sebaliknya. Jika hal ini terjadi, dipastikan kecerdasan buatan
dan makhluk ghaib yang akan memperbudak manusia, sebab manusia tidak lagi menggunakan
akal sehat mereka di dalam memahami berbagai alam dan dimensi di alam ini.
Masing-masing alam memiliki kadar kecerdasan masing-masing.
Makhluk ghaib memiliki kecerdasan untuk memanipulasi, yang merupakan keahlian
utama Iblis dan sekutu mereka. Jika terhadap proses distraksi bahwa kecerdasan
manusia mampu mendapatkan apa yang diinginkan oleh Iblis, maka nantinya Kecerdasan
Iblislah yang akan menguasai akal dan pikiran manusia.
Saat ini, di beberapa Channel YouTube, orang tidak lagi merasa
malu menceritakan pengalaman mereka bersekutu dengan Iblis dan Kerajaan Mereka.
Pengalaman ini tentu akan dibaca oleh Kecerdasan Buatan untuk memahami tingkat
perilaku mereka, ketika menjadi bagian dari proyek Iblis di dunia ini.
Kedua, media sosial, khususnya YouTube dan berbagai aplikasi
lainnya, akan menguras sejumlah kreaktifitas manusia untuk berbakti pada Big
Data. Orang semakin kehilangan ide dan akal sehat, sehingga mencari sesuatu
yang memberikan dampak bahwa mereka berada diluar orbit akal sehat manusia
biasa.
Karena itu, para YouTubers ingin menampilkan keahlian mereka di
dalam memahami alam ghaib sebagai konten di channel mereka. Tujuan mereka, walaupun
di awalnya untuk edukasi, tentu tidak akan lepas dari sensasi dan monetasi.
Tiga konsep di atas (edukasi, sensasi, dan monetasi), tentu tidak
akan dibaca oleh Kecerdasan Buatan sebagai harapan manusia yang tidak tersalurkan
dengan perilaku yang wajar, melainkan suatu kebiasaan baru, yang menuntut
kecerdasan dan kebijaksanaan dari para pemirsa YouTube.
Keinginan untuk meningkatkan monetasi dengan menghadirkan
hantu, pocong, genduruwo, Kuyang, dan makhluk-makhluk lainnya dari alam ghaib,
bukanlah sesuatu yang bersifat edukasi, karena hanya sensasi yang didapatkan.
Lalu, menjadikan manusia tidak lagi memikirkan alam nyata mereka sebagai alam
yang harus mereka jalani.
Dapat dibayangkan jika satu Channel bertahun-tahun hanya
melakukan eksplorasi tentang alam ghaib, apa indikasi edukasi yang mereka
tawarkan ke pemirsa? Tidak lebih dari sensasi secara emosional saja, yang
kemudian membuat orang semakin ketagihan dengan berita ghaib.
Karena itu, sensasi ini tentu akan masuk ke alam pikiran
manusia, baik sadar maupun tidak. Mereka akan menjadi pengetahuan yang
membentuk cara berpikir. Karena itu, keinginan untuk menghindari alam ghaib
semakin sirna, sebab makhluk ghaib ternyata bisa membantu manusia untuk
memperoleh kekayaan.
Jika sebelumnya, manusia menggunakan makhluk ghaib untuk
mencari kekayaan. Sekarang melalui YouTube, manusia menggunakan makhluk ghaib
untuk meningkatan penghasilan. Tema saja, hanya saja metodenya yang berbeda.
Dulu orang menggunakan makhluk ghaib sebagai alat untuk
menjalani kehidupan sehari-hari, sekarang malah makhluk ghaib diangkat sebagai “selebriti
baru” di dunia digital. Karena itu, meskipun manusia sudah berada di abad yang
sangat maju, tetapi mereka masih memerlukan makhluk ghaib untuk mencari rezeki.
Disinilah akal sehat manusia patut dipertanyakan kembali?