May 19, 2025

6 thoughts on “Memahami Fenomena Lesbian di Kalangan Mahasiswi di Banda Aceh

  1. Salam Prof. Kamal,
    Ada faktor tambahan dari aspek Perkembangan-Sosial Psikologis. Dalam kultur Aceh, hubungan lawan jenis yang dinamakan Pacaran sangat ditentang oleh masyarakat dan sebagian orang tua. Namun salah kaprahnya, alih-alih menentang pacaran, orang tua melarang anak laki-lakinya memiliki rasa sayang atau cinta pada lawan jenisnya. Demikian pula sebaliknya. Padahal rasa adalah fitrah, sementara yang menjadi isu dalam pacaran adalah pola perilaku yang sebagian besar melanggar syari’at. Pacaran boleh dilarang karena mudharatnya lebih besar, namun rasa, harus dikelola agar dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat. Penekanan yang konsisten dari orang tua agar anak perempuannya “tidak boleh suka atau cinta dengan lelaki”, memiliki peran dari terbentuknya orientasi cinta sejenis yang dirasa aman, lalu nyaman, tapi akhirnya menimbulkan “saman”.

    Semoga dapat melengkapi tulisan Prof yang sudah bagus.

    1. Saleum Gure Iban, Terima kasih atas masukan yang cukup bernas. Masalah sosial di Banda Aceh sudah mencapai derajat akut. Melalui media seperti ini, kita terus menggemakan bahwa masalah tersebut, ada di depan mata. Saleum Takzem.

  2. Peran orang tua berarti perlu ditingkatkan. Orang tua sejatinya lebih peka terhadap perubahan sifat dan perilaku anak-anaknya, ya Prof.

  3. Kita pelaku pendidikan sama-sama bersinergi untuk menjauhkan generasi berperilaku yang negatif ini kearah yang lebih baik. Begitu juga masyarakat dan orang tua saling membantu.
    Semoga kita semua terselamatkan dari hal-hal yang tidak baik dunia dan akhirat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *