Keesokan
harinya, kami akan menuju Jakarta. Memasuki Jakarta adalah tantang tersendiri.
Sebab macet merupakan pemandangan yang sangat lazim. Kami berencana untuk
menghadiri acara yang diselenggarakan oleh AMAN Indonesia, yaitu konperensi
pers dengan para wartawan di sekitar Jakarta Pusat. Karena itu, ketika sampai
di ibukota, kami memilih penginapan yang tidak jauh dari lokasi. Sore hari kami
memasuki kota Jakarta dan langsung menuju ke penginapan di salah satu hotel di
Jakarta Pusat.
Kali
ini masuk ke kota Jakarta memang tidak semacet yang dibayangkan. Tampaknya
karena ada ‘ganjil/genap,’ kami mendapati jalan yang agak lengang. Malam itu
kami gunakan untuk beristirahat. Sebab selama di Jakarta kami ada agenda:
konperensi pers, pod cast dengan BNPT TV, ACRP, dan menghadap Deputi I BNPT di
Sentul, Bogor. Selain itu, kami juga bersilaturrahmi dengan Dr. M. Adli
Abdullah, staf khusus Menteri ATR/Pertanahan Republik Indonesia. Jadi, dapat
dipastikan hampir seminggu kami berada di Jakarta, dalam rangka kepulangan ke
Banda Aceh.
AMAN
(Asian Muslim Action Network) Indonesia
adalah salah satu sponsor di dalam Touring Indonesia Harmoni. Chair AMAN
Indonesia, Mbak Ruby Kholifah juga sekaligus Sekretaris Jenderal AMAN yang
bermarkas di Bangkok. Sejak awal gagasan Touring Indonesia Harmoni saya
kabarkan ke Mbak Ruby, dia langsung menyambut bahwa AMAN Indonesia akan
mendukung secara penuh. Terlebih lagi, saya juga adalah Anggota Dewan AMAN,
dimana dari Indonesia, Prof. Azyumardi Azra didaulat sebagai Presiden dan Dr.
Amelia Fauzia bersama saya merupakan wakil dari Indonesia. Jadi, ini juga
menjadi agenda penting bagi AMAN Indonesia dan AMAN itu sendiri di Thailand.
Selama
Touring Indonesia Harmoni, Mbak Ruby dan stafnya selalu memonitor perjalanan
kami. Dia selalu khawatir dengan keadaan kami, sebab keliling Indonesia naik
motor, bukan pekerjaan ringan. Mbak Ruby juga sangat dekat dengan keluarga kami
di Aceh. Perkenalan saya dengan Mbak Ruby dimulai sejak tahun 2005. Saat itu,
dia bekerja di AMAN Bangkok. Saya dosen di Walailak University di Nakhorn Shri
Thammarat, salah satu provinsi di Thailand Selatan. Mbak Ruby juga punya karib
yang menjadi dosen di kampus yang sama, yaitu Dr.
Amporn Marddent. Mereka punya konsen dengan dunia aktifis yang berkaitan dengan
isu-isu gender dan hak asasi manusia. Karena itu, mereka memiliki
jaringan yang cukup kuat di Thailand Selatan.
Mbak
Ruby kerap singgah di rumah kami di Tha Sala, ketika bersilaturrahmi dengan
para aktifis atau memperpanjang visa di perbatasan Thailand dan Malaysia. Di
samping itu, saya juga pernah menjadi Fellow di AMAN dalam satu program yang
didanai oleh salah satu yayasan amal dari Amerika Serikat. Karena itu, hubungan
emosional keluarga kami dengan Mbak Ruby cukup akrab. Bahkan beberapa acara
AMAN Indonesia, di Thailand dan Indonesia, sering mengundang saya sebagai salah
satu nara sumber.