Bersama Overlander di Ketama Park, Tondano, Sulawesi Utara |
Kalau
di Indonesia, para biker yang sudah
keliling Indonesia naik motor memang tidak sedikit. Mereka yang langsung
menghabiskan waktu untuk keliling Nusantara atau menyicil satu pulau demi
pulau, lalu pulang dulu ke tempat asal mereka, untuk bekerja atau merencanakan
perjalanan selanjutnya. Karena itu, di dalam perjalanan Touring Indonesia
Harmoni, para biker yang sudah
berpengalaman akan membagikan informasi yang diperlukan untuk kelancaran
perjalanan kami. Di dalam buku ini, tentu saja nama-nama para biker tersebut akan muncul dan juga para
overlander yang sedang berkeliling
Indonesia.
Dari beberapa para biker atau overlander di atas tampak
bahwa sepeda motor merupakan kendaraan yang paling lazim digunakan untuk
berpetualang mengelilingi Indonesia. Ada yang melakukannya dengan model survival atau terencana yang didukung
penuh oleh para sponsor. Mereka tentu saja memiliki konsep tersendiri di dalam
mempersiapkan setiap agenda touring, baik keliling dunia maupun keliling
Nusantara.
Bersama Angota TNI sebagai PAMTAS di Kalimantan Utara |
Dapat dikatakan bahwa setiap touring
yang saya tonton, baik nasional maupun internasional, memiliki konsep dan
strategi untuk bisa mengais pundi-pundi pendapatan dari perjalanan mereka.
Dewasa ini, hampir semua overlander memiliki
media sosial dan pengikut di media sosial dan pengikut setia (subscriber atau follower). Semakin bagus konsep dan videografi yang dihasilkan
serta cerita pertualangan yang menarik, makan akan banyak pula penonton yang
menunggu setiap episode yang diunggah oleh sang overlander.
Karena itu, ketika menonton media
sosial tentang touring motor yang
dilakukan sebelum perjalanan dapat dikatakan sebagai “telaah pustaka” dalam
dunia penelitian akademik. Dari tontonan tersebut dapat dipahami bagaimana
kesabaran, rute yang dipilih, emosi yang terkuras, kendala yang dihadapi dan
berbagai persoalan lainnya, selama perjalanan dilakukan. Dulu, kita hanya
mendengarkan cerita perjalanan dari para pelayar atau musafir yang kadang
menghabiskan waktu bertahun-tahun dan jauh dari kampong halaman mereka. Dari
merekalah terkadang diketahui informasi mengenai suatu daratan.
Ketika kami tiba di Banda Aceh pada
tanggal 7 Desember 2021, saya menemukan overlander
Indonesia yang masih berkeliling Indonesia. Bahkan saya mendapatkan kontak
beberapa anak muda yang sudah kembali dari keliling Indonesia. Misalnya
Rahmatullah dari Aceh yang menyelesaikan keliling Indonesia selama 2 tahun. Kemudian Face Hanif, anak muda keturunan Jawa dari Papua, yang sedang keliling
Indonesia. Ketika catatan ini ditulis, dia masih berada di pulau Sulawesi. Demikian pula,
Bang Den dan Kak Beda yang menggunakan mobil kesayangan mereka Ford Everest,
untuk berkeliling Indonesia yang sudah mencapai 6 tahun lebih, melalui konsep Road Trip Indonesia. Tidak hanya itu, saya bertemu dengan John Salim dari Jakarta yang baru pulang
dari Eropa menuju ke Merauke Kami sempat bertemu di kota Merauke.
Satu Rumah penduduk di Perbatasan, antara Indonesia dan Malaysia, Pulau Sebatik |
Demikian pula, penjajah juga
terkadang memanfaatkan berita daratan, karena dulu para musafir menggunakan
kapal laut sebagai media utama alat transportasi untuk bertualang. Kisah perjalanan
mereka merupakan apa yang mereka lihat dan rasakan yang kemudian menjadi
informasi utama. Ketika saya melakukan Touring Indonesia Harmoni, yang
terbayang di kepala saya adala sosok Ibn Battutah. Seorang pengembara Muslim
yang telah mengunjungi banyak negeri dan memberikan informasi yang sangat apik
tentang kawasan yang dia pernah singgahi. Sosok inilah yang membuat saya
semakin bersemangat untuk meneruskan perjalanan ini sampai ke titik akhir dari
misi perjalanan Touring Indonesia Harmoni. (Bersambung).
Please support our mini-research through this link.