Setelah
2,5 jam berkendara, Nyak Ver sampai di Kediri. Oleh Dr. Ulin kami diarahkan
langsung ke kediamannya. Rumahnya sudah pernah saya kunjungi saat pertama kali
tiba di Kediri. Begitu sampai, kami langsung dijamu dengan makan siang. Dr.
Ulin juga memperkenalkan suaminya kepada kami. Dia rupanya hobbi touring juga,
akan tetapi waktu belum berjodoh dengan keinginannya untuk melakukan touring
jarak jauh. Hanya saja, dia menyebutkan bahwa ada tetangganya yang sudah sampai
ke titik 0 di Sabang.
Setelah
hampir 2 jam kami beristirahat dan bertukar cerita, saya minta pamit, karena
harus berangkat ke Madiun. Langit mulai mendung. Sang Pemilik rumah mengajak
kami untuk bermalam di rumah mereka. Saya tolak dengan halus. Tidak lupa kami
berfoto ria, untuk dibagikan ke group alumni yang seangkatan dengan kami. Para
warga WAG pun mulai heboh, meminta saya untuk singgah di kediaman mereka. Harus
diakui bahwa di setiap kabupaten di Pulau Jawa, tidak sedikit sahabat saya yang
dulu pernah menjadi teman seperjuangan di IAIN Sunan Kalijaga. Tahun 2003,
kampus tersebut berubah menjadi Universitas Islam Negeri.
Walaupun
hujan rintik-rintik, kami terus berkendara menuju Madiun. Pak De Bambang sudah
mengirimkan alamat rumahnya melaui GPS. Jadi, tidak sulit bagi saya untuk
mengajak Nyak Ver singgah di kota Madiun. Hujan terus mengguyur, namun saya
enggan untak berhenti. Sebab, kalau sudah berhenti makan akan sampai malam hari
di kota Madiun. Begitu hujan reda, jalanan mulai licin. Saya harus hati-hati mengendarai
Nyak Ver. Sore hari, kami sampai di kota Madiun. Langsung menuju ke rumah Pak
De Bambang.
Mereka
langsung menyambut kami dengan penuh kehangatan. Rumahnya berada persis di
jantung kota Madiun. Sangat strategis. Itulah kesan yang saya dapatkan. Rumah
yang disatukan dengan dua warung di depan rumah. Di dalam komplek rumahnya juga
ada fasilitas fitness yang dikenal sebagai Galaxy Gym. Suguhan makanan yang
datang bertubi-tubi membuat kami kenyang sekenyangnya. Bisnis ini juga dikelola
oleh puteri. Mereka sangat kompak di dalam membangun usaha bisnis keluarga. Lalu
menjelang magrib kami diantar ke penginapan, untuk dijanjikan pada jam 8 malam,
akan adalagi makan malam, nasi pecel khas Madiun.
Semua
kebaikan Pak De tidak dapat kami tolak. Dia merupakan keluarga pebisnis di
Madiun yang sudah jatuh bangun di dalam berbagai usaha yang digagasnya. Bu De
juga merupakan berasal dari keluarga dari pebisnis Madian. Mereka memiliki
penginapan di beberapa tempat di Jawa Timur. Pada malam hari, kami diajak
jalan-jalan untuk menapaki jejak keluarga Pak De dan Bu De Bambang. Tampaknya
mereka memang keluarga pebisnis yang memiliki beberapa bangunan pertokoan di
beberapa sudut jalan di kota Madiun.
Keesokan
paginya, kami dijanjikan oleh Pak De Bambang untuk mengunjungi beberapa spot
wisata di Sarangan Lalu menjelang siang, kami dijemput untuk menunaikan janjinya. Kami
naik mobil Pak De. Dia piawai di dalam mengendarai mobil. Dia sendiri adalah
seorang rider yang telah
berpengalaman di dalam dunia touring.
Pak De paling senang touring bersama
Bu De. Biasanya, kalau mereka sudah touring, maka anak perempuan mereka yang
akan mengawasi bisnis mereka di rumah.
Jalur
yang kami tempuh kali ini menuju ke tempat wisata yang memiliki waduk yang
dikenal sebagai Telaga Sarangan. Menjelang sampai ke Telaga Sarangan kami
disuguhi makan siang. Lalu diajak jalan-jalan menyusuri areal kawasan
pemandangan yang cukup indah. Lalu setelah itu, kami ke waduk Telaga Sarangan. Ini
merupakan salah satu spot wisata yang paling digemari oleh warga sekitar. Kami
jalan-jalan di pinggir waduk, sambil berfoto ria. Setelah itu, kami diajak
makan lagi di tempat persis menuju Tawangmangu, perbatasan antara Jawa Timur
dengan Jawa Tengah.
Setelah
hampir sampai di kota Solo, kami kembali diajak minum khas yang serba jahe.
Lalu menjelang pulang, kami makan malam di pinggir jalan. Hari ini, kami
benar-benar diportal oleh Pak De dengan makanan yang hanya ada dua rasa, yaitu
enak dan enak sekali. Jam 10 malam kami sampai di penginapan. Kami tidur
terlelap sampai pagi hari. Namun, sebelum pulang ke kediamannya, Pak De
mengatakan kalau besok pagi, jangan sarapan di hotel, dia akan bawa kami ke
tempat sarapan favorit di kota Madiun.